Rabu, 26 Maret 2014

vidio sembahyang umat hindu




SEMBAHYANG
Sembahyang merupakan suatu cara pelaksanaan Agama dengan menyembah Sang Hyang Widdhi Waca (Tuhan Yang Maha Esa) dan segala prabhawanya (manifestasinya) menghubungkan jiwatma dengan brahman, untuk mencapai kesucian lahir bathin dan leburnya segala dosa serta akhirnya bersatunya kembali antara Atman dengan Brahman. Dalam persembahyangannya umat Hindu dilakukan dengan membunyikan lonceng dengan tujuan untuk lebih fokus dalam ritual pemujaannya.
Maksud dan tujuan sembahyang ialah:
1.      Mohon kesucian jiwatma oleh sinar suci Sang Hyang Widdhi Waca untuk melenyapkan awidya (kegelapan bathin), melenyapkan adharma (kejahatan) serta peleburan dosa.
2.      Untuk memuliakan, memuja keagungan Sang Hyang Widdhhi Waca serta prabawanya yang merupakan sumber hidup.
3.      Sebagai suatu usaha untuk membalas hutang kepada Dewa-Dewa (Dewa Rnam) sebagai prabhawa Sang Hyang Widdhi Waca dan mohon maaf lahir bathin atas segala kesalahan dan dosa yang dibuat.
Persembahyangan Tri Sandhya dan muspa dilaksanakan oleh umat Hindu di Pura (Kahyangan) pada hari-hari raya suci Agama maupun pada hari-hari peringatan lainnya dengan menggunakan upakara maupun perlengkapan yang telah dipersiapkan untuk keperluan persembahyangan.
·                Persiapan Persembahyangan Lahir Batin
Untuk melaksanakan persembahyangan perlu persiapan lahir batin (sakala niskala). Persiapan lahir batin ini adalah untuk menciptakan rasa serta suasana khidmat, tenang, suci lahir batin, sebagai rasa angayubhagya (bersyukur) kepada Sang Hyang Widdhi Waca (Tuhan Yang Maha Esa), yang telah menganugerahkan kita kesejahteraan serta kebahagiaan dalam hidup serta kehidupan.
1.      Persiapan lahir (wahya, Sakala).
-          Badan jasmani (Raga Carira) dibersihkan dengan mandi, berlangir, berkumur (achamana).
-          Pakaian hendaknya bersih, rapi, sopan, sesuai dengan pakaian ubtuk sembahyang
-          Upakara maupun perlengkapan persembahyangan seperti air, api, bunga, kawangen, canang, sajen maupun jenis banten lainnya haruslah dijaga kebersihannya, memenuhi syarat kesehatan, rapid an indah, suci, seni, dan di dapat berdasarkan Dharma.
2.      Persiapan batin (Adhyatmika, niskala):
-          Membersihkan dan menyucikan bathin dengan melaksanakan ajaran Tri Kaya Paricuddha yaitu suci dalam pikiran, kata-kata dan laksana.
-          Menjaga ketenangan, keheningan pikiran untuk melaksanakan sembah-bhakti kehadapan Tuhan (Sang Hyang Widdhi Waca).
-          Persembahyangan dan Yadnya itu didasari oleh hati yang tulus ikhlas untuk kebahagiaan makhluk (Sarwaprani).
·                Pelaksanaan Persembahyangan
Urutan persembahyangan sebagai berikut:
1.      Pandita (Sulinggih) “memuja”, berpuja (kalau pimpinan pandita). Pinandita (pemangkku, rohaniawan) “Matur-atur” yaitu menghaturkan sasajen.
2.      Upanisada tentang Dharma terutama mengenai pengertian dan tujuan hari raya tersebut.
3.      Persembahyangan Trisandhya
a.       Asana (mengambil sikap duduk)
b.      Pranayama (mengatur nafas) dengan membaca mantra:
OM ANG NAMAH  (Waktu menarik nafas)
OM UNG NAMAH  (Waktu Kumbhaka, menahan nafas)
OM MANG NAMAH (Waktu Recaka, mengeluarkan nafas).
Bisa dilengkapi dengan Kara Coddhana (pembersiahan tangan) dan Waktra Coddhana (pembersiahan mulut).
c.       Ngastawa (Tri Sandnya Mantra)
OM, OM,…
OM BHUR BHUWAH SVAH, TAT SAVITUR VARENYAM, BHARGO DEVASYA DHIMAHI, DHIYO YO NAH PRACODAYAT….Dst..
d.      Muspa (Mabakti/ menyembah).
-          Prasada Carira (duduk teratur dalam kesucian lahir batin) dengan mengucap mantra:
OM PRASADASTHITI CARIRA CIVA CUCI NIRMALA NAMAH
-          Kara Coddhana
Tangan kanan diberi mantra penyucian:
OM KARA CODDHAYAMAN SVAHA
Tangan kiri diberi mantra penyucian:
OM KARA ATICODDHAYA MAM-SVAHA
-           Waktra Coddhana
OM VAKTRA CODDHAYAMAM SVAHA
-          Mengambil dupa yang telah dibakar dengan membaca:
OM ANG DIPASTRAYA NAMAH  SVAHA
-          Muspa (panca sembah)
Dilakukan dengan tangan kosong, sebelum tangan di angkat keduanya diasapi di atas dupa terlebih dahulu dengan mantra
OM KARA CODDHAYA MAM  SVAH
-          Muspa kosong (puyung)
OM ATMA TATTWATMA CODDYA MAM  SVAHA
-          Muspa dengan bunga
-          Muspa dengan kewangen/ bunga
e.       Pemercikan Tirtha dan menerima Bija (beras)
f.       Nyurud yaitu menganbil sesajen untuk dinikmati sebagai berkah, pada waktu upacara selesai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar