Peta Jalur Pelayaran Antara India - Indonesia
Wilayah Indonesia
terdiri atas pulau besar dan kecil yang dihubungkan oleh selat dan laut,
hal ini menyebabkan sarana pelayaran merupakan lalu lintas utama penghubung
antarpulau. Peleyaran ini dilakukan dalam rangka mendorong aktifitas
perdagangan. Pelayaran perdagangan yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan di
Indonesia bukan hanya dalam wilayah Indonesia saja, tetapi telah jauh keluar
wilayah Indonesia. Pelayaran dan perdagangan di asia semakin ramai setelah
ditemukan jalan melalui laut antara Romawi dan Cina. Rute jalur laut yang
dilalui dalam jalur dagang Cina dan Romawi telah mendorong munculnya hubungan
dagang pada daerah-daerah yang dilalui, termasuk wilayah Indonesia oleh karena
posisi Indonesia yang strategis di tengah-tengah jalur hubungan dagang Cina dengan
Romawi, maka terjadilah hubungan dagang antara kerajaan-kerajaan di Indonesia
dan Cina beserta India.
Hubungan internasional antara Indonesia dengan bangsa-bangsa
di Asia Barat, Asia Selatan, dan Cina sudah tercipta sejak lama. Hubungan
internasional itu terjadi karena Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam
jalur perdagangan internasional. Karena posisinya yang strategis, Indonesia
memiliki bandar-bandar perdagangan yang disinggahi kaum pedagang. Mereka inilah
yang berperan dalam menyebarkan ajaran agama dan kebudayaan, seperti
Hindu-Buddha, Islam, dan Kristen. Jalur perdagangan yang digunakan ialah jalur
perdagangan melalui laut (dikenal sebagai Jalur Emas), dan jalur perdagangan
melalui darat (dikenal sebagai Jalur Sutra). Adapun jalur laut melalui Maluku -
Malaka - Gujarat (India) - Persia atau ke Laut Merah, kemudian dibawa oleh
pedagang melalui gurun pasir ke pantai Laut Tengah (Mediternia), dari sini
dibawa oleh bangsa Eropa dengan kapal ke Venesia dan pelabuhan Lisabon di
Spanyol.
Jalur darat melalui Malaka - daratan China dibawa oleh
pedagang dengan kendaraan darat seperti onta, kuda, dan keledai menuju ke
Persia. Dari Persia, barang dagangan dibawa ke pantai Laut Tengah dan
selanjutnya oleh bangsa Eropa dibawa dengan kapal ke Venesia dan Lisabon di
Spanyol. Kedua jalur itu merupakan jalur perjalanan pedagang dan barang
dagangannya yang berasal dari Barat dibawa ke Timur, dan sebaliknya.
Perdagangan melalui jalur itu juga dipengaruhi oleh adanya Angin Muson Barat
Laut dan Angin Muson Tenggara. Pergantian kedua jenis angin tersebut memakan
waktu 6 bulan sekali sehingga mempengaruhi perjalanan kapal maupun darat.
Awal abad Masehi,
jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat, tetapi beralih
kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India
melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam
perdagangan tersebut. Akibat hubungan dagang, maka terjadilah kontak antara
Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi
salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.
Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat
strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua
samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas
perdagangan dunia. Sehingga orang India maupun Cina ketika singgah di Indonesia
berabur dengan masyarakat pribumi sehingga terjadilah penyebaran agama, budaya,
dan lain-lain.
Teori masuknya Hindu Buddha di Indonesia
- Hipotesis Ksatria:
Prof.Dr.Ir.J.L. Moens berpendapat bahwa yang membawa agama
Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya
kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yang kalah
perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan
di Indonesia.
- Hipotesis Waisya:
Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia,
bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
- Hipotesis Brahmana:
J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia
dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak mempelajari
dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga
karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk
menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
- Teori Sudra:
Von van Faber, menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh kasta sudra. Tujuan mereka adalah mengubah kehidupan
karena di India mereka hanya hidup sebagai pekerja kasar dan budak. Dengan jumlah yang besar, diduga golongan
sudralah yang memberi andil dalam penyebaran agama dan kebudayaan Hindu ke
Nusantara.
- Teori Arus Balik:
Teori ini di kemukakan oleh F.D.K Bosch. Ia mengemukakan
peranan bangsa Indonesia sendiri dalam penyebaran dan pengembangan agama hindu.
Penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh kaum terdidik. Akibat
interaksinya dengan para pedagang India, di Indonesia terbentuk masyarakat
Hindu terdidik yang di kenal dengan sangha. Mereka giat mempelajari bahasa
Sanskerta, kitab suci, sastra, dan budaya tulis. Mereka kemudian memperdalam
agama dan kebudayaan Hindu di India. Sekembalinya ke Indonesia mereka
mengembangkan agama dan kebudayaan tersebut. Hal ini bisa diliat dari
peninggalan dan budaya yang memiliki corak keindonesiaa
- Teori Campuran: Teori ini beranggapan bahwa baik kaum
Brahmana, Ksatria, para pedagang, maupun golongan Sudra bersama-sama
menyebarkan agama Hindu ke Indonesia sesuai dengan peran masing-masing.
Jadi hubungan dagang telah menyebabkan terjadinya proses
masuknya penganut Hindu - Buddha ke Indonesia. Beberapa hipotesis di atas
menunjukan bahwa masuknya pengaruh Hindu Buddha merupakan satu proses
tersendiri yang terpisah namun tetap di dukung oleh proses perdagangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar